Minggu, Agustus 21

PLTA Berkelas Emas

Dahlan Iskan :
Hujan turun sepanjang malam di Wamena. Sambil makan sahur di pedalaman Papua yang dingin itu, saya mengkhawatirkan gagalnya acara penting keesokan harinya: ekspedisi menyusuri tebing Sungai Baliem. Mencari lokasi yang cocok untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bagi penduduk pegunungan tengah Papua. (Click juga di sini)

Pagi itu kami, empat direksi, pimpinan PLN setempat, dan beberapa penunjuk jalan, berangkat diiringi rintik-rintik hujan. Panitia membagikan topi Mbah Surip untuk mengurangi rasa dingin. Dua dokter membawa peralatan medis. Seorang lagi memanggul tabung oksigen.

Senggolan Nazaruddin

Dahlan Iskan :
Dua kali nama PLN disenggol sedikit dalam kaitan dengan Nazaruddin yang kini lagi buron itu. Yang pertama PLN dikaitkan dengan tender batubara yang sampai membuat Nazaruddin bertengkar dengan partner bisnisnya. Yang kedua sekarang ini dalam kaitan dengan tender proyek PLTU Kaltim/Riau. Saya senang dua hal itu disebut-sebut. Pertama saya bisa numpang ngetop sebentar.Kedua,saya memiliki momentum untuk mengkampanyekan “PLN baru”.

Soal batubara itu misalnya. Konon Nazaruddin memberi uang kepada Daniel Sinambela untuk modal ikut tender batubara di PLN. Daniel menang tender tapi tidak mengembalikan uangnya Nazaruddin. Daniel kemudian dihajar Nazaruddin. Daniel masuk tahanan. Yang terjadi adalah Daniel sebenarnya benar-benar menang tender. Bukan karena ada Nazaruddin didalamnya. Tender itu dilakukan dengan system auction, sehingga tidak ada peluang untuk diatur samasekali. Semua orang tahu system auction itu begitu transparansinya sehingga sangat kecil peluang untuk terjadi permainan. Daniel menang tender karena penawaran harganya memang sangat-sangat rendah.

My Family

Saya, Istri dan anak anak