Jumat, September 17

PLN luncurkan RUPTL 2010- 2019

(Jakarta) PT PLN (Persero), Senin (6/8), bertempat di Kantor PLN Pusat meluncurkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2010 – 2019. RUPTL ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 2026.K/20/MEM/2010 Tanggal 8 Juli 2010. Secara simbolis, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan menyerahkan buku RUPTL kepada Pemerintah yang diwakili oleh Direktur Pembinaan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan DR. Emy Perdanahari dan Ketua Masyarakat Kelistirkan Indonesia (MKI) Andri Doni.
Posisi RUPTL yang berisi rencana strategis penyediaan listrik nasional dalam waktu sepuluh tahun kedepan itu, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN). Bisa dikatakan RUPTL adalah turunan dari RUKN. Di dalam RPUTL, tergambarkan informasi tentang prakiraan pertumbuhan demand listrik, rencana pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi dengan, indikasi proyek PLN dan IPP, proyeksi fuel mix dan kebutuhan energi primer serta kebutuhan investasi. Di dalam RUPTL, rata-rata pertumbuhan kelistrikan nasional dalam sepuluh tahun ke depan diperkirakan sebesar 9,2 % per tahunnya. Jika dilihat berdasarkan daerah operasi, maka angka pertumbuhan kelistrikan di Jawa Bali diprediksi sebesar 8,97 % per tahun, Indonesia Barat 10,2 % per tahun dan Indonesia Timur mencapai 10,6 % per tahun.
Sementara itu, penambahan pembangkit listrik untuk seluruh Indonesia sampai dengan 2019 diperkirakan mencapai 55.484 MW, dengan rata-rata penambahan pembangkit per tahunnya sebesar 5.500 MW. Sebagian besar penambahan pembangkit berasal dari PLTU. Dari total penambahan pembangkit ini, 31.958 MW berasal dari pembangkit PLN dan 23.525 MW berasal dai IPP (Independent Power Producer). Penambahan pembangkit terbesar dalam sepuluh tahun kedepan berada di wilayah operasi Jawa Bali yang mencapai 36.222 MW, disusul Indonesia Barat 12.365 MW dan Indonesia Timur 6.896 MW.
Di sisi pengembangan transmisi dan distribusi, direncanakan hingga tahun 2019 dapat terbangun 43.455 Kms jaringan transmisi dengan pertambahan kapasitas trafo/Gardu Induk mencapai 116.722 MVA. Sedangkan di lini distribusi ke pelanggan, diprediksi dalam sepuluh tahun ke depan akan terdapat pertambahan pelanggan sebanyak 25,9 juta pelanggan. Untuk Jaringan Tegangan Menangah (JTM) akan mencapai 172.459 Kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 236.835 Kms dan kapasitas trafo distribusi bertambah hingga 33.412 MVA.
Proyeksi kebutuhan investasi sampai dengan 2019 sebesar USD 97,1 milyar atau rata-rata USD 9,7 milyar per tahunnya. Proyeksi kebutuhan investasi itu untuk keperluan sebagai berikut :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar