Sabtu, Agustus 28

Seandainya.....(1)

Konon katanya, tahun 2014 lalu lintas di kota metropolitan Jakarta akan berhenti. Benar, berhenti. Tidak lagi padat merayap seperti sekarang, Berhenti!!!.
Melihat pada kondisi yang ada sekarang, agaknya ramalan ini tepat sekali, akan tetapi akan terjadi tidak tepat waktu. Kondisi lalulintas yang demikian justru akan terjadi lebih cepat.
Sesuatu harus dilakukan. Sesuatu yang bila dilakukan akan menimbulkan dampak yang positif bagi kondisi lalu lintas kota Jakarta. Sesuatu itu harusnya tbisa dilakukan tanpa perlu harus mengeluarkan biaya yang mahal seperti ide membangun HMT (High Mass Transportation) misalnya. Membangun Metro atau sejenisnya. Bila ini yang dipilih, dapat dipastikan ramalan ini akan terwujud dalam waktu dekat. Mengapa, sebab disamping memerlukan dana yang amat besar, diperlukan waktu yang cukup lama untuk mewujudkannya,

Seandainya, seluruh jajaran Walikota dan Bupati Jabodetabek berkumpul, katakanlah Buka Puasa Bersama, dalam tempo 7 hari, Lalu lintas kota Jakarta akan berubah drastis.
  1. Tidak ada lagi kondisi lalin yang padat merayap, 
  2. Seluruh warga Jabodetabek akan lega karena bisa tiba di kantor dan pulang ke rumah tepat waktu
  3. Penghematan konsumsi bahan bakar yang luar biasa akibat menurun drastisnya kemacetan lalin,
  4. Tumbuhnya peluang kerja di daerah Bodetabek sebagai akibat  sampingan dari kebijakan bersama seluruh Walikota dan Bupati Babodetabek ini.
  5. Meningkatnya produktivitas di berbagai bidang sektor ekonomi.
  6. Menurunnya angka kecelakaan lalin.
  7. Mengungaringi angka tingkat pencemaran udara Jabodetabek
  8. dsb
bersambung......

Peran WWF dalam proses legislasi di pemerintahan dan parlemen

Di awal masa persidangan DPR-RI periode 2010, WWF Indonesia bekerjasama dengan Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) menggelar Sarasehan Nasional dengan tema ”Mencermati Agenda Legislasi Nasional yang Terkait Dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Konservasi serta Penanganan Perubahan Iklim”, Kamis (08/04) di Hotel Ambhara Jakarta.
Acara ini menjadi kesempatan bagi para pihak untuk saling menyampaikan informasi terkait arah kebijakan program pembangunan dan proses legislasi peraturan perundang-undangan bidang pengelolaan sumber daya alam, konservasi dan penanganan perubahan iklim serta dapat memberikan gambaran awal pada masyarakat yang lebih luas.

Selasa, Agustus 24

Memikirkan 1.000 Kematian Sebulan

23 Agustus 2010 , 06:06:00

INI tidak ada hubungannya dengan kenaikan TDL. Baik yang lalu maupun yang konon akan naik lagi Januari tahun depan. Ini soal kebiasaan di PLN yang sudah lebih 30 tahun tidak kunjung berubah: listrik mati dengan alasan sedang dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan trafo maupun jaringan. Jaringan tegangan menengah maupun tegangan rendah.

Padahal di Jakarta saja, setiap hari dilakukan 36 pemeliharaan jaringan di 36 lokasi. Ini berarti dalam sebulan terjadi hampir 1.000 kali pemeliharaan. Ini hanya di Jakarta. Artinya dalam sebulan hampir 1.000 kali pula listrik mati secara "sah" di Jakarta.
   
Pelanggan tentu tidak lagi peduli kematian itu sah atau tidak. Toh akibatnya sama: daging di kulkas busuk, ikan koi di akuarium mati dan apakah rambut yang tengah disampo di kamar mandi harus dibiarkan kering?

Sabtu, Agustus 21

Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono

Tak kenal maka tak sayang. Silahkan simak profil dan info sekitar presiden kita, mungkin pandangan kita akan berubah, mungkin juga tidak. Setidaknya kita dukung beliau, sebab kitalah yang telah memilih beliau melalui sebuah pemilu presiden yang tidak akan pernah  kita lupakan. Pemilu yang mustahil ada di jaman ORLA dan ORBA.

Pidato Presiden

PIDATO KENEGARAAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DALAM RANGKA
HUT KE-65 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
DI DEPAN SIDANG BERSAMA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 16 Agustus 2010


Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati, saudara ketua, para wakil ketua, dan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Yang saya hormati, saudara ketua, para wakil ketua, dan para anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
Yang saya hormati, saudara ketua, para wakil ketua, dan para anggota lembaga-lembaga negara,
Yang Mulia para Duta Besar negara-negara sahabat, dan para pimpinan perwakilan badan-badan dan organisasi internasional,
Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Marilah kita bersama-sama, sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan ini, kita dapat menghadiri Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun ke-65 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Sabtu, Agustus 14

Facebook Kelompok Pencinta Lingkungan Hidup

 



 



Komisi VII Minta Swasta Perhatikan Kawasan Timur

Komisi VII DPR meminta sektor swasta agar memberikan perhatian lebih terhadap kawasan Timur Indonesia. Permintaan ini disampaikan saat Komisi VII Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut PT. PETRONAS Niaga Indonesia, Dirut PT. Aneka Kimia Raya (AKR) Corporindo, serta Ketua Umum Hiswana Migas di Gedung Nusantara, Jakarta, Senin (01/02)
“Kenapa tidak fokus pada Indonesia bagian Timur. Padahal Pemerintah mengeluarkan kebijakan kerjasama dengan pihak swasta, salah satu tujuannya untuk itu,” tegas Anggota Komisi VII Dewi Aryani Hilman (Fraksi PDIP)
Dewi menyadari, biaya yang dikeluarkan untuk menjangkau kawasan tersebut tidak murah, bahkan mungkin harus mengurangi margin bila dibandingkan dengan bisnis yang lain,  tapi hal itu merupakan resiko sebagai timbal-balik atas kesepakatan kerjasama.
Adanya kerjasama itu, lanjut Dewi diharapkan agar mendapatkan solusi terbaik karena rakyat menunggu. Karena itu, ia berharap jumlah BBM bersubsidi yang didistribusikan dapat tersalurkan dengan baik ke daerah sasaran.
“Kalau memang distribusi BBM bersubsidi ini tidak bermasalah, tidak perlu harus ada kerjasama Pemerintah dengan sektor swasta. Jadi saya minta BBM bersubsidi agar tepat sasaran supaya tidak terjadi kelangkaan,” tegasnya
Sementara itu, Anggota Komisi VII Asfihani (Fraksi PD) mengeluhkan, selama pendistribusian BBM bersubsidi dipegang oleh Pertamina, Komisi VII tidak pernah mengetahui berapa jumlah BBM tersebut. “Kami hanya inginkan agar BBM bersubsidi betul-betul dapat dinikmati masyarakat umum,” katanya
Karenanya Asfihani berharap siapapun yang menjadi penyalur BBM bersubsidi agar benar-benar mampu serta didukung fasilitas infrastruktur yang kuat. “Apakah benar mereka memang mempunyai fasilitas untuk itu, karena asumsinya mereka lebih baik dari pertamina,” tanyanya
Menanggapi pernyataan tersebut, Direktur Utama PT. AKR Corporindo, Haryanto Adikoesoemo mangatakan pihaknya sudah merambah ke kawasan Indonesia bagian Timur seperti Sulawesi Selatan. Ke depan, AKR berkomitmen untuk terus memberikan perhatian kawasan timur.
Haryanti menyadari biaya untuk mendistribusikan BBM bersubsidi ke kawasan tersebut sangat besar. Karena itu, ia meminta dukungan Komisi VII agar memberikan insentif sehingga kelangkaan bisa diatasi dengan baik.
Selain itu, Haryanto mengungkapkan, Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) milik PT. AKR Corporindo dengan kapasitas 250.000 kiloliter akan beroperasi pada Maret 2010. Dengan beroperasinya penampungan BBM itu, juga diharapkan dapat mengatasi kelangkaan BBM.
Terminal BBM swasta terbesar tahap I dengan kapasitas 250.000 KL akan selesai dan operasi bulan depan,” terangnya
Setelah itu, pembangunan terminal BBM fase II dengan kapasitas sebesar 200.000 KL. Dana untuk pembangunan fase I  sekitar US$ 100 juta, sementara untuk pembangunan fase II diperkirakan menelan dana US$ 130-140 juta, sedangkan untuk proyek pengerjaannyanya, perseroan menggandeng Royal Vopak.
Selain membangun penampungan BBM, kata dia, AKR juga membangun dua demarga untuk kapal tanker dengan kapasitas masing-masing 65.000 ton dan 8.000 ton. Sementara untuk menunjang pendistribusian BBM melalui darat, AKR telah memiliki 176 truk pengangkut BBM.
"Kami juga merupakan transporter BBM dari Shell Indonesia. Ini menunjukan kami juga memiliki pengalaman dalam pendistribusian  BBM," ungkapnya. (sw) foto:iwan/parle/DS
01-Feb-2010

Si Melon.....


Program pemerintah mengonversi konsumsi rumah tangga dari minyak tanah (mitan) ke elpiji harus tetap dilanjutkan. Program ini telah menghemat Rp 12 triliun, sehingga biaya untuk subsidi minyak tanah bisa dialihkan untuk menyejahterakan rakyat.
“Saya mendukung pemerintah untuk terus melanjutkan program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg,” tegas anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar Azwir Daini Tara, di Jakarta, Rabu (28/7).
Milton Pakpahan, anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat meluruskan “Si Melon” sebutan akrab tabung elpiji 3 kg itu disebut bom. Faktanya elpiji 3 kg hingga kini masih tetap dipakai tiap hari oleh masyarakat. Masalahnya memang perlu kehati-hatian dalam penggunaan elpiji ini agar tetap aman.
Untuk itu adanya wacana untuk membatalkan program Konversi Minyak Tanah ke Elpiji 3 kg itu tidak masuk akal
Ibu rumah tangga Rosmawati warga Cipete, Jakarta Selatan sudah empat tahun menggunakan elpiji 3 kg. Sejak 2007 menggunakan “Si Melon” hingga kini tak pernah mengalami kendala apa pun. Ia bersyukur karena tabung dan asesoris yang ia gunakan tak pernah mengalami gangguan. Tak ada kebocoran. “Alhamdulillah selama ini aman-aman saja,” jelas Rosmawati.
Rosmawati memang sempat ketakutan dengan pemberitaan insiden elpiji yang marak belakangan ini. Namun, ia tak mau berpaling dari “Si Melon”. Ia banyak mendapat keuntungan bila menggunakan elpiji 3 kg. “Memasak jauh lebih cepat bila dibanding dengan menggunakan minyak tanah,” tambah Rosmawati.
Bagi Rosmawati, yang penting hati-hati dan waspada ketika akan menggunakan elpiji. Sikap hati-hati ini diperlukan, karena dari hasil penelitian Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor), Markas Besar Polisi Republik Indonesia (Mabes Polri) terhadap ledakan elpiji di berbagai daerah, tak ada satupun yang disebabkan oleh ledakan tabung. Umumnya, kejadian itu disebabkan adanya akumulasi gas akibat kebocoran pada selang dan regulator.
Kabareskrim Mabes Polri Komisaris Jenderal Ito Sumardi menyarankan kepada masyarakat untuk teliti dalam menggunakan elpiji 3 kg. Aspek Human error ikut mempengaruhi terjadinya insiden. “Jadi harus teliti dan hati-hati,” tegasnya dalam dengar pendapat Komisi VII DPR.
Kabareskrim memastikan, hingga kini belum ditemukan insiden yang terjadi di berbagai daerah, karena tabung elpijinya meledak. Ito juga memastikan, insiden elpiji 3 kg itu murni kecelakaan, bukan karena rekayasa untuk mengeruhkan suasana. [ID/M-6]

Kamis, Agustus 12

Papua, daerah tercinta II

Saya sangat bersemangat bila berbicara tentang Papua. Papua adalah tanah yang diberkati Tuhan. Tanahnya yang subur dengan segudang potensi alam yang luar biasa dan bisa dikembangkan. Jumlah penduduknya tidak banyak dan agak terlambat menyesuaikan dengan saudara-saudaranya di kawasan Barat.
Situasi topografi yang sulit menjadi salah satu penyebab terjadinya pengkotak-kotakan klan dan suku sehingga Papua punya bahasa yang berbeda-beda. Ada sekitar 285 suku dengan 500 bahasa yang unik di sana. Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pemersatu dan menjadi bahasa sehari-hari.
Pada tahun 2004 pemerintah (MenPAN TB SIlalahi, red) pernah membuat terobosan penting di Papua, dengan mengangkat 2.000 PNS tanpa seleksi sebagai bagian dari strategi percepatan pembangunan di Papua. Masyarakat Papua menyebut program itu sebagai Kebangkitan Papua Jilid II. Sekarang mereka-mereka inilah yang kini maju menjadi pemimpin-pemimpin fungsional di Papua.
Memang, ada pihak- pihak di Papua yang masih belum puas sehingga lahir gerakan separatis. Tapi, sebenarnya pendekatan yang dilakukan presiden kita Pak SBY, Prosperity Approach (pendekatan kesejahteraan) sangatlah tepat. Pemekaran di Papua terus bergulir, seperti pembentukan Provinsi Papua Tengah, Papua Selatan dan sebagainya. Pemekaran akan membuat daerah-daerah menjadi mandiri, memberi kesempatan kepada lebih banyak putra Papua untuk mengurus kemajuan daerahnya. Disamping itu, dengan masuknya pendatang, semakin mempercepat keterbukaan daerah dan mendorong kemajuan ekonomi yang akhirnya akan bermuara pada meningkatnya taraf hidup rakyat. Papua sedang bangkit dan maju.
Melalui sebuah program yang kami sebut Program PELIK, yakni Pendidikan, Energi, Lingkungan, Infrastruktur dan Kesehatan, yang kami perjuangkan dengan jiwa MEKKAH yaitu Moral, Etika, Komitmen, Konsistensi, Akhlak dan Hati nurani. Dengan jiwa ini, Papua akan terus melanjutkan kebangkitannya menyongsong kehidupan yang lebih baik dan sejahtera..
Meningkatkan motivasi kelompok muda untuk belajar dan bekerja keras. Yang sarjana, disekolahkan lagi ke jenjang lebih tinggi, S2 dan seterusnya. Papua adalah tanah harapan. Kalau pembangunan dan visi pemimpin di sana baik, maka kemajuan Papua tidak akan terbendung.
Daerah selatan Papua sangat cocok untuk pengembangan bisnis berbasis agro. Di bagian tengah pertambangan. Ke bawah ada batubara, gas, sumber-sumber minyak dan sebagainya. Di sana juga bisa dikembangkan mental wirausaha. Peranan perusahaan-perusahaan besar yang mengelola kekayaan alam di Papua sangat dinantikan untuk ikut serta membangun SDM di Papua, paling tidak melalui dana CSR (Community Sosial Responsibility) mereka. Saya percaya dengan pendekatan yang wajar dan benar, dengan sarana yang sedemikian rupa dirancang agar tepat sasaran, semua perusahaan perusahaan besar yang berbisnis di Papua dengan senang hati akan mendukung dan membantu pemerintah untuk membangun daerah Papua.
Dari bagian tengah Papua sebaiknya dibuka akses jalan ke utara. Tujuannya adalah untuk mempersempit jurang kesenjangan antara atas dengan bawah. Pemerintah harus mengadakan pendekatan sosial kepada masyarakat. Spektrum masyarakat di Papua begitu luas.
Pada era pemerintah kedua SBY, Papua akan semakin maju. Pendekatan dengan dasar “KASIH” yang dilakukan SBY kepada masyarakat Papua disambut hangat oleh masyarkat. Memang ada beragam kasus separatis, ini adalah dinamika dalam masyarakat yang sedang mengalami transformasi kebudayaan yang sangat cepat. Hanya saja, untuk kepentingan tertentu kasus kasus ini kerap di bawa orang orang tertentu masuk ke area politik. Sesungguhnya sifat peristiwa peristiwa ini sangat kasuistis.
Masyarakat Papua sangat bersemangat mengikuti kegiatan pembangunan. Banyak generasi muda Papua yang tampil sebagai juara di bidang pedidikan, pengetahuan dan olah raga.

Rabu, Agustus 11

PENGHARAPAN MEMBUAT HIDUP LEBIH BERARTI II


Lantas, timbul pertanyaan bagaimana cara kita mewujudkan harapan dalam hidup kita sehari-hari? Perkenankanlah saya membagikan beberapa poin penting sebagai bahan perenungan buat kita semua.
 Harapan sejati datang dari sikap berserah kepada Tuhan.
Kitab Suci mengingatkan kita akan pentingnya sikap mengandalkan Tuhan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah tandus di padang gurun, di negeri padang asing yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."
Saya banyak mengamati orang-orang yang dalam hidup ini yang mengaku beriman namun pada kenyataan lebih bersifat memaksa Tuhan. Jika ia menginginkan sesuatu, ia terus memaksakan diri agar hal tersebut bisa diraihnya, meski di sisi lain ia terkadang mengorbankan hal tertentu. Misalnya, seorang ayah yang merintis karir dengan penuh ambisi dan menghalalkan segala cara. Dalam waktu singkat karirnya begitu cemerlang namun ia begitu dibenci banyak orang di kantornya dan kehilangan keharmonisan dengan istri dan anaknya lantaran jarang berada di rumah. Tidak heran jika seorang teman pernah memberikan saya sebuah rumus sederhana namun penuh makna, yaitu:
Ambisi + Kompetensi - Nilai (Spiritual) = Kehancuran.
Ada juga orang yang begitu mengagung-agungkan kekuatan pikiran (brain power) sehingga pikiran dianggap seperti Tuhan alias menuhankan pikiran. Saya pernah berdiskusi dengan seorang pakar brain power dan bertanya kepadanya apakah dengan kekuatan pikiran ia bisa merancang anak keempatnya laki-laki mengingat ketiga anaknya perempuan. Dengan penuh kerendahan hati ia menjawab, "Tentu tidak bisa, Pak! Kita harus tahu bahwa kekuatan pikiran itu ada batasnya dan kita harus sadar ada faktor X, yaitu Tuhan."
Dalam sebuah seminar, saya pernah memperlihatkan kepada para peserta foto anak saya ketika koma di ICU dengan kabel-kabel di sekujur tubuhnya. Saya kemudian bertanya, "Apakah dalam keadaan seperti ini, Anda masih bisa mengandalkan kekuatan pikiran dan melakukan berbagai afirmasi?"
Guru spiritual, Y.Sutiman berkata, "Iman artinya menyerahkan segalanya kepada kehendak Tuhan dan tidak memaksa. Dengan menyerahkan segalanya kepada kehendak Tuhan, seseorang akan merasakan damai sejahtera. Sebaliknya, jika ia memaksa, hatinya tidak akan pernah tenang."
Sepasang suami istri yang telah empat tahun menikah dan belum dikaruniai anak serta sang istri yang telah divonis mandul memberikan kesaksian, "Kami tetap berharap bisa memiliki anak namun kami tidak mau memaksa Tuhan. Diberikan kami bersyukur. Tidak diberikan, kami tetap bersyukur." Siapa yang menyangka di usia pernikahan yang kelima sang istri hamil.
Disadari atau tidak, semua yang kita miliki dalam hidup ini (harta benda, materi, istri, anak bahkan baju yang sedang kita pakai saat ini) adalah titipan yang tidak akan kita bawa ketika kita berpulang. Jika kita belum mendapatkan titipan tersebut hendaklah kita tidak kecil hati. Sebaliknya, bersyukurlah atas berbagai titipan lainnya yang telah kita terima.
Saya meyakini bahwa Tuhan akan selalu menjawab doa umat-Nya. Hanya Ia menjawab dengan caranya yang terkadang tidak bisa kita pahami. Terkadang, Ia menjawab "Ya" dan memberikan apa yang kita minta. Terkadang, Ia menjawab "Tidak" dan Ia akan memberikan yang terbaik menurut-Nya. Sayangnya, terkadang kita kurang peka akan sinyal-sinyal Ilahi yang berkata "Tidak" lalu mencoba mewujudkan semuanya itu dengan cara kita sendiri. Alhasil, hati kita menjadi tidak tenang meski impian tersebut telah kita raih, bahkan bisa jadi kita kehilangan kebahagiaan dalam hidup ini. Sungguh ironis!
Terkadang, Tuhan akan menjawab doa kita dengan kata "Tunggu." Inilah sering sekali saya alami dan saya tahu kalau Ia berkata "Tunggu", Ia akan membuat semuanya indah pada waktunya.
Harapan sifatnya bisa naik - turun.
Ibarat gelombang laut yang ada pasang - surut, begitu juga harapan dalam hidup manusia. Bagaimana mempertahankan atau meningkatkan harapan dalam hidup? Ada beberapa hal sederhana yang sebetulnya bisa kita lakukan. Misalnya, bergaullah dengan orang-orang yang berpengharapan. Seorang teman yang aktif di sebuah bisnis jaringan berkata, "Saya menyukai bisnis ini karena saya selalu bisa berkumpul dan berada di tengah-tengah orang yang penuh semangat dan positif. Mereka tidak mudah mengeluh dan tidak mudah menyerah sekalipun keadaan sedang memburuk."
Disadari atau tidak, orang-orang di sekitar kita dapat menjadi faktor plus (+), faktor minus (-), faktor pembagi (:) atau faktor pengali (x).
Faktor plus artinya mereka memberikan nilai tambah bagi hidup kita sehingga hidup kita semakin baik.
Faktor minus artinya mereka mengurangi sesuatu dalam hidup kita (bisa jadi kebahagiaan kita atau apa pun yang kita miliki).
Faktor pembagi artinya mereka bisa membagi atau menghancurkan kita, atau setidaknya membuat kita tidak fokus dalam memperjuangkan masa depan (perhatian kita terbagi-bagi alias terpecah-pecah karena ulah mereka).
Sedangkan faktor pengali artinya mereka bisa membuat kita melejit secara cepat atau memuluskan langkah kita dalam meraih sesuatu.
Selain bergaul dengan orang yang berpengharapan, kita juga perlu memasukkan ke dalam pikiran dan hati kita, hal-hal yang berpengharapan, seperti rajin berdoa dan membaca Kitab Suci juga membaca buku-buku positif lainnya.
 Lakukan bagian kita dan berserah penuh pada Tuhan.
Dalam buku Reach Your Maximum Potential, saya menulis agar sesuatu terjadi, ada bagian yang harus kita lakukan dan ada bagian yang tidak bisa (dan tidak harus kita lakukan) karena hanya Tuhanlah yang bisa melakukannya. Ada faktor manusia (human factor) dan ada faktor Tuhan (God factor). Keduanya harus bekerja sama. "Without God, we can not," itu namanya human factor. Sedangkan God factor berbunyi, "Without us, God will not."
Terkadang kita belum berusaha secara maksimal dan langsung putus asa. Masih ingatkah kita semboyan bahwa pahlawan berjuang sampai titik darah penghabisan? Tentu perjuangan itu tidak mudah sebab diperlukan banyak sekali pengorbanan. Ingatlah, jalan menuju puncak selalu menanjak! Mereka yang berhasil mencapai puncak sangatlah sedikit dan mereka adalah orang-orang yang terus berjalan sementara yang lain sama sekali tidak bersedia mendaki (dan tetap berada di dasar gunung),  sebagian lagi memulai pendakian dan berhenti di tengah jalan. Ada juga yang memutuskan untuk turun dengan berbagai alasan.
Seorang sahabat pernah berkata kepada saya, "Ketika saya memulai sebuah karya, saya telah memiliki gambaran mengenai hasil akhir yang ingin saya raih. Kemudian, saya melangkah dan menjalani satu per satu proses yang ada dengan penuh ketekunan dan kesabaran. Semakin hari saya akan semakin mendekati hasil akhir dan perjalanan saya akan terasa lebih ringan ketika saya mempersembahkan seluruhnya demi kemuliaan nama Tuhan. Saya tidak terlalu peduli apakah saya akan mendapat pujian atau terkenal karena karya tersebut sebab saya tahu semuanya itu adalah karya Tuhan melalui hidup saya..."

Dikutip dari sebuah Renungan Harian

PENGHARAPAN MEMBUAT HIDUP LEBIH BERARTI I

Seorang anak autis naik ke puncak gedung berlantai tiga di Thailand. Ibunya panik saat ia berdiri di atas pagar pembatas. Nyaris terjatuh. Makin didekati, ia makin menjauh. Tiba-tiba ibunya ingat bahwa anak itu menyukai tokoh Spiderman. Maka, dimintanya petugas pemadam kebakaran mendekatinya dengan memakai kostum superhero itu. Hasilnya? Begitu "Spiderman" muncul memanggil namanya, si anak mendekat. Ia merasa aman dan bangga dilindungi "Spiderman", superhero andalannya.
Ketika Yusuf memerintah sebagai Raja Mesir, ia menjadi superhero bagi sanak keluarganya. Di bawah kuasanya, mereka bisa menikmati hidup makmur di Mesir. Padahal mereka berstatus orang asing. Tidak ada penduduk Mesir berani protes. Namun, kuasa Yusuf tidak kekal. Ia bukan superhero sejati. Di usia ke-110, ia sadar ajalnya hampir sampai. Maka, Yusuf mengingatkan saudara-saudaranya agar tidak mengandalkan dirinya. "Aku akan mati, " jelasnya, "Allahlah yang akan memperhatikan dan membawamu ke negeri Perjanjian." Hanya Allah Superhero sejati. Kepada-Nyalah keluarga Yusuf harus menaruh harapan.Banyak orang mencari superhero. Anak mendambakan figur ayah yang kuat. Perempuan mencari suami yang bisa melindungi. Pengusaha mencari orang kuat untuk menjaga usahanya. Rakyat mencari pemimpin yang bisa menjamin keamanan dan kemakmuran. Jika Anda menjadikan orang lain atau diri sendiri sebagai superhero, berhati-hatilah! Anda pasti kecewa, sebab tak ada orang yang serba bisa. Tak seorang pun bisa menjadi superhero asli! Lebih baik andalkan Tuhan, Sang Superhero sejati. /JTI

Dikutip dari sebuah Renungan Harian

Papua, daerah tercinta I


Meski terpencil daerah ini sungguh luar biasa. Daerah yang akan terus tumbuh menjadi sangat penting da strategis untuk kemajuan Indonesia di masa depan. Sumber Daya Manusianya yang berjiwa jujur, lulur dan sportivitas yang tinggi. Banyak pemimpin pemimpin bangsa lahir dan tumbuh dari daerah ini. Banyak atlit atlit nasional telah dilahirkannya. Sumber Daya Alamnya yang luar biasa, keindahan alamnya yang eksotis dan tidak terlupakan.
PAPUA!!!.

Papua mutiara biru dari timur yang tidak terlupakan. 

Papua kini bangkit sebagai bagian penting dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Papua kini memiliki arti strategis bagi pertumbuhan ekonomi bangsa. 
Pembangunan Ekonomi, Infrastruktur dan Pertanian berkembang pesat. Demikian juga dengan perkembangan parawisatanya. Salah satu objek wisata yang terkenal sampai ke manca negara adalah Puncak Jaya Wijaya, demikian juga dengan keindahan pantai serta kekayaan alam faunanya.  
Hidup PAPUA..., PAPUAku tercinta.

Sosialisasi Penggunaan Gas Rumah Tangga

Kebijakan Pemerintah SBY-JK untuk mengganti konsumsi bahan bakar rumah tangga dari kayu api dan minyak menjadi gas adalah merupakan sebuah kebijakan penting dan strategis untuk percepatan kemajuan bangsa ini. Seperti kebijakan kebijakan lainnya yang pernah ada, baik oleh SBY-JK maupun oleh pemerintahan sebelumnya, disamping bertujuan untuk meningkatkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat di satu sisi, juga dalam tahap tahap awal penerapannya akan menimbulkan berbagai akibat sampingan. Akibat sampingan ini dapat berdampak baik, akan tetapi ada juga yang berdampak buruk. Tentu kita percaya, semua dampak ini, untuk ruginya sudah diperhitungkan oleh pemerintah.
Kebijakan ini adalah kebijakan dari pemerintah pertama hasil pilihan langsung oleh rakyat. Statistik mengatakan setiap hari ada 5 orang meninggal dunia karena kecelakaan lalul intas di Indonesia. Lantas, apakah karena kecelakaan ini pemerintah harus mengeluarkan peraturan pengurangan produksi kenderaan roda dua?. Kita semua tahu jawabannya bukan?    
Seperti di ingatkan di atas, tujuan jangka panjang dari kebijakan penggunaan Gas adalah untuk meningkatkan sebesar besarnya kemakmuran rakyat.
Kalau dalam tahap implementasinya terjadi berbagai kecelakaan yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kiranya bijaksana sekali apabila kita tidak terburu buru menyalahkan kebijakannya. Kita semua tahu, ada banyak faktor yang harus diperhatikan untuk mencari tahu dan mencegah timbulnya berbagai kecelakaan akibat penggunaan bahan bakar Gas. Jangankan bahan bakar Gas, obat nyamukpun bisa menimbulkan bahaya kebakaran besar, tapi tidak serta merta kita mengharapkan pemerintah mengeluarkan larangan penggunaan obat nyamuk bakar, iya kan?
Satu hal penting yang harus kita pahami bersama, tidak ada yang salah dalam kebijakan penggunaan bahan bakar Gas untuk rumah tangga, kebijakan ini baik adanya. Yang perlu kita perhatikan, sebagai PR bagi kita semua sesama rakyat Indonesia, LSM, Depkominfo, Peranan Wanita, Departemen Sosial adalah bagaimana men-sosialisasi-kan prosedur penggunaan bahan bakar Gas untuk rumah tangga bagi seluruh lapisan masyarakat umumnya, masyarakat kelas menengah ke bawah khususnya. 
Kita orang orang orang kota dan terdidik tentu sudah tahu, bahwa salah satu persyaratan untuk menggunakan bahan bakar Gas sebagai kebutuhan rumah tangga adalah adanya ruang masak (dapur) yang memiliki ventilasi yang cukup untuk keluar masuk udara. Kita orang orang orang kota dan terdidik tentu juga sudah tahu, bahwa pemasangan perangkat memasak rumah tangga dengan menggunakan bahan bakar Gas harus dilakukan dengan SOP yang ketat dan hati hati. Bagaimana dengan saudara saudara kita di pedesaan yang jumlahnya berpuluh bahkan beratus kali lipat dari kita yang ada di kota? Jangankan di pedesaan, kita tahu sendiri, sebagian besar warga perkotaan kita juga belum mengetahui persyaratan dan prosedur penggunaan Gas sebagai bahan bakar rumah tangga. Siapa yang bertugas untuk mensosialisasikan persyaratan dan prosedur penggunaan bahan bakar Gas untuk rumah tangga ini? Jawaban tentu sederhana, ya Pemerintah dong. Iya kan?? Jawaban itu tidak salah, memang tanggung jawab pemerintah.


Apakah kita kita yang dmendapat karunia dan berkat dari Tuhan sebagai warga terdidik, warga kelas atas akan membiarkan pemerintah sendirian melaksanakan tugas ini sendirian?? Kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang santun, berjiwa gotong royong. Kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang setiap saat rela berbagi, berbagi apa saja, harta, tenaga, fikiran, lebih lebih pengetahuan. Iya kan!!
Saudara-saudaraku, diperlukan waktu, tenaga, fikiran dan biaya yang cukup besar untuk memberikan pembelajaran ini pada masyarakat kelas menengah ke bawah.
Waktu dan tenaga yang dimiliki oleh pemerintah sangat terbatas, sementara kehidupan dan cita cita kita untuk memakmurkan bangsa ini tidak boleh berhenti.  Mari kita hentikan polemik yang tidak berkesudahan, kita hentikan kritik mengkritik yang menghancurkan. Sabda Nabi yang kita junjung tinggi, "Sebaik-baiknya pengajaran adalah suri tauladan". Kita sebagai bagian dari bangsa ini, kita yang telah memutuskan dan memilih pemerintah kita, mari bergandeng tangan ("menunjukkan tauladan yang pantas pada sesama saudara kita yang baru saja bisa menikmati Gas") bagaimana seharusnya kita bersikap kepada pemerintah yang kita pilih sendiri, pemerintah bangsa kita, bangsa Indonesia, dengan membantu pemerintah untuk memberikan "sosialisasi" penggunaan bahan bakar gas untuk rumah tangga kepada saudara saudara kita sebangsa yang membutuhkan informasi ini untuk dapat bersama sama maju dengan kita. Saudara saudaraku, di bulan ramadhan yang suci ini, spontanitas dan semangat kita untuk me-masyarakat-kan program penggunaan bahan bakar gas untuk rumah tangga ini akan menjadi tauladan yang indah, akan menggerakkan bangsa ini menuju kehidupan yang lebih baik, akan dilihat dan dibaca oleh bangsa lain, bangsa bangsa tetangga kita. Mereka akan hormat dan mengagumi rasa kebersamaan kita , rasa nasionalisme yang kita tunjukkan melalui dukungan ini.

Prosedur dan Standar Penggunaan Gas Rumah Tangga

Program Pemerintah untuk konversi minyak tanah menjadi gas untuk konsumsi masyarakat belakangan ini banyak menghadapi kendala. Sesungguhnya tidak ada yang salah dengan kebijakan pemerintah ini. Sebaliknya, kebijakan ini bertujuan mengarahkan dan membawa rakyat kita menuju tahapan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Yang menjadi masalah adalah kurangnya informasi bagi masyarakat luas tentang apa dan bagaimana menggunakan Gas dalam kehidupan sehari hari. Kecelakaan penggunaan Gas yang terjadi belakangan ini bukan karena Gas itu sendiri, akan tetapi lebih disebabkan karena : Pertama, belum dipenuhinya persyaratan persyaratan tertentu dalam menggunakan Gas sebagai bahan bakar rumah tangga, kedua :  kesalahan dalam prosedur penggunaan.

Ada dua persyaratan utama yang harus dipenuhi untuk menggunakan Gas sebagai bahan bakar rumah tangga yaitu pertama, Tabung Gas harus diletakkan dalam posisi yang cukup jauh (aman) dari kompor dan yang kedua, ruang di mana Kompor dan Tabung Gas berada (Dapur) harus memiliki ventilasi yang cukup sehingga udara luar dapat dengan leluasa keluar masuk ruangan. Persyaratan ini mutlak harus dipenuhi.

Kesalahan dalam prosedur penggunaan  adalah penyebab utama terjadinya kecelakaan (kebakaran). dalam penggunaan bahan bakar Gas untuk kebutuhan rumah tangga. Disamping persyaratan ruangan yang kurang memadai, kesalahan prosedur terjadi dalam pemasangan komponen-komponen kompor Gas. Komponen Kompor Gas terdiri dari Kompor dan Tabung Gas. Tabung Gas terdiri dari Tabung, Regulator, Selang Gas. Lihat gambar berikut.

Sebelum digunakan, harus dipastikan bahwa seluruh komponen di atas telah terpasang dengan baik dan benar (menggunakan cincin pengikat yang baik).  Pastikan juga bahwa seluruh komponen tersebut memiliki logo SNI sebagai bukti bahwa komponen komponen tersebut telah lulus pengujian. 

Bila kedua kondisi di atas sudah terpenuhi, kompor sudah siap digunakan.untuk kebutuhan sehari hari rumah tangga. Untuk lebih meningkatkan keamanan penggunaan Gas, disarankan menggunakan Breket pengikat Regulator. Breket pengikat ini berfungsi untuk menjaga Regulator agar tetap terikat dengan baik pada Katup Tabung Baja. Selama  Regulator tetap terikat dengan baik pada Katup Tabung Baja, Gas aman dipakai. Memang Breket ini sifatnya additional, akan tetapi pemakaiannya akan memberikan keamanan dan kenyamanan yang tinggi bagi pemakainya. Seperti gambar berikut :
Breket pengikat regulator diproduksi dalam berbagai rancangan dan dapat dibeli di pasar. Harganya juga relatif murah dan bervariasi, sekitar RP. 25.000,- sampai RP. 40.000,- per buah. Selamat mecoba.

Sabtu, Agustus 7

Reclamation Won't Damage Pipelines

A Jakarta administration official has denied the controversial reclamation plan off North Jakarta’s coast would disrupt gas and oil pipelines, following a meeting this week between the regional government, lawmakers and officials from the Energy Ministry.

“We have planned where the reclamation would be and it will not be where the pipelines are,” Ridwan Pandjaitan, head of law enforcement at the Jakarta Environmental Management Agency (BPLHD), said on Wednesday.

The long-planned reclamation has been mired in controversy from several quarters, with the city administration saying the plan is vital to control flooding in North Jakarta and others challenging it on environmental and infrastructural grounds.

Evita Legowo, director general of oil and gas at the Energy Ministry, on Tuesday warned House Commission VII, which handles energy and the environment, about the possible impact of reclamation on energy infrastructure.

“We have planned for a floating storage regasification unit for [liquefied natural gas] in the area,” she said. “There are also underwater gas and oil pipelines that connect the Muara Karang power station with Pertamina.”

She said the pipelines are buried two meters below the seabed and were not designed to withstand the external pressure that could be caused by reclamation.

“If this is allowed, there would be damage,” she said.

Ridwan also denied that all 32 kilometers of the North Coast area were included in the reclamation, despite Evita’s claims in her presentation.

“The city has completed the environmental strategic assessment (KLHS) for Jakarta. However, since the project will also affect West Java and Banten, the city administration is waiting for the Environment Ministry to coordinate a joint assessment for the three provinces,” Ridwan said.

Meanwhile, Fabby Tumiwa, executive director at the Institute of Essential Services Reform, demanded a thorough evaluation of the impact of the reclamation project on energy infrastructure.

“The Muara Karang station has a vital role in the electricity supply of the capital. Even small damage could result in power outages in several places,” he told the Jakarta Globe.

Apart from any impact on Pertamina’s underwater pipelines, the project should also consider that the Muara Karang station needs sea water for its electrical operations, he said.

“Muara Karang needs thousands of liters per minute for its cooling system. This is why such power stations are built near a lake or the sea,” he explained.

“When the station was built, designers had to construct a cooling system that would pump sea water into the station’s treatment facility and take hot water out.

“With reclamation, the physical contour of the land changes, a new design has to be made so that the station can perform optimally. But this will take time,” he said.

He could not predict how severe power outages might be.

“There could be many factors — pipelines, cooling units — so there needs to be a study,” he said.

Bambang Satrio, the spokesperson for the power station, said in a text message that he could not yet assess the impact of the reclamation plan on the facility.

“This is a sensitive issue and involves many parties,” he said.

Muhammad Sanusi of the Great Indonesia Movement Party (Gerindra) said the city administration must have better communication with the Environment Ministry to discuss the reclamation project.

“Jakarta needs to plan thoroughly for the project aside from having to fulfill all the necessary requirements,” said Sanusi, who is member of the city council’s Commission D, which oversees development issues.

Milton Pakpahan, a lawmaker from the Democratic Party, said the energy sector should be consulted closely on the project to avoid problems.

“The energy sector has stated that [the reclamation project] could generate problems and we should just agree that the power plant is vital for Jakarta,” he said.

“So, let’s just finish by stating to developers that there will be no more development that will disrupt water catchment areas. If not, then, we should move the power plant, which will means interrupting the electricity supply. So, if it’s vital [for the power plant to stay there], then stop right here,” Milton said.

Meanwhile, Achmad Rilyadi, a lawmaker from the Prosperous Justice Party (PKS), said the project should have been suspended until the environmental impact analysis was clear.

“If we go back 10 years ago when the government started reclamation in Pantai Indah Kapuk, the immediate impact was floods everywhere. That was the result of a 15-year-old policy. I can imagine what would happen if this project is carried out. We might have to feel the effect for 30 years,” he said.

The project is also the subject of a contentious battle over a judicial review. 

Partai Demokrat Harapkan Bantuan Diserahkan Tepat Sasaran

Bantuan untuk para korban pasca kebakaran di APO Gudang, Jayapura Kamis (29/1) terus mengalir dari berbagai kalangan. Salah satunya dari DPD Partai Demokrat Papua dan DPC Partai Demokrat Kota Jayapura. Bantuan tersebut diserahkan di Posko penampungan Koran kebakaran di halaman eks kantor bupati Jayapura, Selasa (3/2) siang sebagai bentuk kepedulian terhadap penderitaan yang dialami ratusan masyarakat korban bencana kebakaran di APO Gudang. Adapun bantuan yang diserahkan berupa beras 2 ton, supermie 30 karton, gula 10 kg, Bimoli 2 karton, buku tulis 480 buah, pena 144 buah, pakaian layak pakai 50 potong, kalender 50 buah, aqua gelas 10 karton. Bantuan ini diserahkan langsung secara simbolis oleh ketua harian DPD PD Carolus Boli dan ketua DPC PD Ely Karuri didampingi para caleg PDR-RI Milton Pakpahan, caleg DPRP dan DPRD dari Partai Demokrat lainnya. Bantuan diterima langsung utusan warga yang mengalami penderitaan disaksikan para.
Pelaksana Ketua Harian DPD Partai Demokrat Carolus Bolly didampingi ketua DPC PD Kota Jayapura Ely Karuri usai penyerahan bantuan kepada wartawan mengatakan bahwa penyerahan bantuan ini, tidak ada kaitannya dengan menjelang pelaksanaan pemilihan umum yang akan digelar bulan April mendatang, tetapi bantuan ini sebagai bantuan kemanusian untuk menolong atau meringankan beban sesama umat manusia.
‘’Penyerahan bantuan ini tidak ada kaitannya dengan Pemilu. Ini bencana yang terjadi ditengah kita. Sebagai umat ciptaan Tuhan, wajar kita memberikan pertolongan terhadap saudara-saudara kita yang mengalami penderitaan. Jadi kita hadir disini (Posko di APO,red) dengan niat yang baik dan tulus,’’ ujar Carolus menjawab wartawan.
Apalagi dalam tubuh PD sudah ada bidang yang mempunyai fungsi untuk menanggulangi dan memberikan bantuan kepada para korban bila terjadi bencana. ‘’Jadi sekali saya tegaskan bahwa kegiatan ini bukan semata-mata untuk mencari simpati warga karena mendekati Pemilihan Umum," ujar Carolus.
Bahkan kata politisi muda Partai Demokrat ini, bantuan ini bukan hanya diserahkan kali ini saja, tetapi setiap terjadi bencana yang menimpa  masyarakat, pihaknya selalu pro aktif dan turun langsung untuk menyerahkan bantuan.’’ Sudah beberapa kali terjadi bencana menimpa warga kita, kami dari Partai Demokrat selalu memberikan bantuan yang diharapkan bisa menolong atau meringankan penderitaan saudara-saudara kita,’’ katanya yang diamini pengurus DPP PD Milton Pakpahan dan ketua DPC PD Kota Jayapura Ely Karuri.
‘’Inilah yang bisa kami bantu, kami tidak bisa sepenuhnya menyelesaikan penderitaan saudara-saudara kami yang mengalami musibah, tetapi kami berharap dengan adanya bantuan ini bisa mengurangi penderitaan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah,’’ tandasnya seraya menambahkan bahwa semua bantuan ini murni dari swadaya pengurus, kader caleg dan simpatisan Partai Demokrat.
Karena itu tak lupa pula Carolus memesankan kepada semua petugas yang ditugaskan untuk menyalurkan atau mengelolah bantuan agar menyalurkan bantuan secara benar dan tepat sasaran kepada yang terkena musibah. Disamping itu ia menghimbau kepada pemerintah kota agar segera merelokasikan para korban kebakaran sehingga mereka dapat melakukan aktifitas sebagaimana biasa. ‘’Kasihan anak-anak sekolah, pasti mereka tidak dapat belajar dengan baik. Karena itu, pemerintah kota harus segera merelokasikan warga sehingga mereka dapat melakukan aktifitasnya,’’ kata dia.
‘’Saya selaku pengurus DPP PD mewakili pengurus tingkat pusat ikut sedih dan prihatian atas penderitaan yang dialami saudara-saudara kita yang terkena musibah. Untuk itu, kami datang ingin menolong sekaligus untuk meringankan beban yang dialami saudara kita,’’ kata Milton Pakpahan caleg DPR-RI dari Dapil Papua.
Selain DPD Partai Demokrat Papua, DPC PD Kota Jayapura tak ketinggalan pula untuk memberikan bantuan kemanusian pada korban pasca kebakaran di APO. Bantuan DPC PD Kota ini diserahkan secara bersamaan dengan bantuan DPD PD provinsi Papua.
Pada kesempatan itu ketua harian DPD Partai Demokrat Papua Carolus Boli bersama ketua DPC PD Kota Jayapura dan Caleg DPR-RI Milton Pakpahan serta Caleg DPRP dan DPRD berkenan mengunjungi barak yang ditempati para korban. Bahkan Carolus menyempatkan diri untuk beramahtamah dengan para korban di setiap barak masing-masing korban.
Salah satunya dengan salah seorang korban bernama Juwawi (34) bahwa korban bencana kebakaran APO dilayani dengan baik. Demikian juga setiap ada gejala yang mengalami sakit langsung dibawa ke posko pengobatan yang telah disiapkan.’’Ahamdulilah, sampai sekarang dari barak yang kami tempati belum ada yang mengkuatirkan penyakitnya,’’ kata Juwawi menjawab pertanyaan yang disampaikan Carolus. Carolus tak lupa memesankan kepada semua para korban bencana kebakaran agar lebih tabah menghadapi cobaan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. (bela)

Partai Demokrat Tak Akan Bela As'ad Syam


Jakarta - Partai Demokrat (PD) tidak mempermasalahkan penangkapan As'ad Syam oleh Kejagung. PD menghargai proses hukum yang terjadi dan tidak akan melindungi kader yang terbukti bersalah.

"Kita senantiasa mendorong proses hukum terus dilakukan dengan baik. Kita mempersilakan Kejaksaan untuk memproses lebih lanjut," kata Wakil Sekjen PD, Saan Mustopa dalam pesan singkat kepada detikcom, Kamis (5/8/2010).

Menurut orang kepercayaan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ini, partainya tidak akan mengintervensi hukum yang dilakukan oleh kejaksaan. Sebab, PD akan selalu taat hukum sebagaimana yang diajarkan oleh SBY.

Terkait posisi As'ad yang saat ini menjabat anggota Komisi VIII DPR, Saan belum bisa menjawab statusnya tersebut. "Terkait dengan posisi Pak As'ad di DPR, DPP akan melakukan pembahasan lebih lanjut," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, As'ad ditangkap aparat dari di rumahnya, Pondok Cabe, pada Rabu (4/8/2010) pukul 21.30 WIB. Kejagung akibat kasus korupsi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Sungaibahar, Muarojambi, tahun 2004. Negara dirugikan Rp 4,5 miliar akibat kasus ini.

Mahkamah Agung (MA) memutus dengan hukuman 4 tahun penjara. Namun, As'ad itu tidak pernah bersedia menjalani hukuman dengan alasan keputusan MA janggal.

(ayu/yid)

Personal Web