Seorang anak autis naik ke puncak gedung berlantai tiga di Thailand. Ibunya panik saat ia berdiri di atas pagar pembatas. Nyaris terjatuh. Makin didekati, ia makin menjauh. Tiba-tiba ibunya ingat bahwa anak itu menyukai tokoh Spiderman. Maka, dimintanya petugas pemadam kebakaran mendekatinya dengan memakai kostum superhero itu. Hasilnya? Begitu "Spiderman" muncul memanggil namanya, si anak mendekat. Ia merasa aman dan bangga dilindungi "Spiderman", superhero andalannya.
Ketika Yusuf memerintah sebagai Raja Mesir, ia menjadi superhero bagi sanak keluarganya. Di bawah kuasanya, mereka bisa menikmati hidup makmur di Mesir. Padahal mereka berstatus orang asing. Tidak ada penduduk Mesir berani protes. Namun, kuasa Yusuf tidak kekal. Ia bukan superhero sejati. Di usia ke-110, ia sadar ajalnya hampir sampai. Maka, Yusuf mengingatkan saudara-saudaranya agar tidak mengandalkan dirinya. "Aku akan mati, " jelasnya, "Allahlah yang akan memperhatikan dan membawamu ke negeri Perjanjian." Hanya Allah Superhero sejati. Kepada-Nyalah keluarga Yusuf harus menaruh harapan.Banyak orang mencari superhero. Anak mendambakan figur ayah yang kuat. Perempuan mencari suami yang bisa melindungi. Pengusaha mencari orang kuat untuk menjaga usahanya. Rakyat mencari pemimpin yang bisa menjamin keamanan dan kemakmuran. Jika Anda menjadikan orang lain atau diri sendiri sebagai superhero, berhati-hatilah! Anda pasti kecewa, sebab tak ada orang yang serba bisa. Tak seorang pun bisa menjadi superhero asli! Lebih baik andalkan Tuhan, Sang Superhero sejati. /JTI
Dikutip dari sebuah Renungan Harian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar